5 film anak-anak dengan maksud jahat di dalam nya


Saat masih kecil, kita tidak mungkin akan menelisik terlalu dalam tentang film yang kita saksikan tetapi kita hanya akan menonton dan menikmatinya. Asalkan para tokoh protagonis mendapatkan happy ending dan hidup bahagia selama-lamanya rasanya sudah cukup bagi kita. Tetapi seiring dengan bertambahnya usia, kita mulai sadar bahwa kenyataan tidaklah seindah apa yang kita bayangkan.

Satu hal yang pasti, beberapa penulis cerita anak-anak adalah orang-orang yang hidup dalam masa kegelapan. Beberapa di antaranya bahkan menulis kisah-kisah tersebut saat Perang Dunia berlangsung. Hal ini tentu saja sedikit banyak memberikan pengaruh pada kisah-kisah yang mereka buat. Apa saja kisah-kisah tersebut? Berikut daftar 5 film anak-anak yang berlatar belakang mengerikan yang kami kutip dari mbakbro.com :


1. Minions, terinspirasi anak-anak korban Nazi?





























Dirilis pada tahun 2010 oleh Universal Pictures, Despicable Me adalah film animasi komedi yang mengisahkan tentang sekelompok makhluk imut berwarna kuning, yang mempunyai suara tinggi melengking dan semuanya memakai kacamata goggles. Para minions ini mengabdikan hidupnya untuk melayani tokoh penjahat bernama Gru. Lalu tahukah Anda siapa yang menginspirasi lahirnya para minions ini?
Meskipun belum ada keterangan resmi dari pembuat tokoh minions ini tetapi beberapa pihak menyebut minions terinspirasi anak-anak korban Nazi pada masa Perang Dunia. Seperti yang kita ketahui, Nazi banyak sekali melakukan percobaan-percobaan kepada para tawanan, di antaranya adalah anak-anak. Suara melengking minions disebut-sebut merupakan manifestasi suara jeritan anak-anak dalam bahasa yang tidak dimengerti oleh para ilmuwan Nazi. Benar tidaknya dugaan ini, silahkan Anda simpulkan sendiri.

2. Pokemon, contoh moral yang buruk bagi anak























Pokemon awalnya muncul sebagai video games pada tahun 1985 yang kemudian diadaptasi menjadi film dan serial TV. Jika Anda mengamati dengan teliti Pokemon World, Anda akan menemukan banyak sekali hal-hal gelap dan jahat yang sebenarnya sangat tidak sesuai untuk ditonton anak-anak. Sebagai contoh pertama adalah Team Rocket. Dipimpin oleh Giovanni, Team Rocket akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Selain mencuri dan mengeksploitasi Pokemon, mereka juga melakukan percobaan-percobaan sadis hanya semata-mata agar dapat menjual kembali Pokemon dengan keuntungan berlipat.

Contoh lain adalah Drifloon, Pokemon berbentuk balon dengan dua buah benang menggantung. Jika ada anak-anak yang tertipu memegangnya maka anak tersebut akan segera diculiknya. Dan bukan Drifloon saja yang suka menculik anak-anak, ada Banette, Pokemon mirip boneka yang dirasuki oleh jiwa yang penuh kebencian. Pokemon memang tontonan yang mempunyai rating segala umur, tetapi jika melihat fakta di atas nampaknya yang ada hanyalah contoh moral yang buruk bagi anak-anak.

3. The Jungle Book, film anak yang rasis






















Film ini berkisah tentang Mowgli, seorang anak yatim piatu yang terbuang di hutan belantara dan dipelihara oleh seekor macan kumbang. Mowgli kemudian menghabiskan masa kecilnya di hutan bersama para penghuninya. Dirilis pada tahun 1967, film ini sebenarnya mendapatkan banyak pujian tetapi banyak pula yang menganggap film ini mempunyai sisi gelap.
Mereka yang beranggapan demikian berpendapat bahwa film ini sangatlah rasis. Penggambaran monyet beserta suaranya yang khas dianggap menghina masyarakat kulit hitam. Dalam sebuah adegan dimana monyet menyanyikan lagu “I Wanna Be Like You” mereka melihatnya sebagai gambaran dimana ras kulit hitam ingin menjadi ras kulit putih. Perlu diingat bahwa film ini dirilis saat sentimen rasisme masih sangat kental di negara-negara barat.

4. Tangled, kisah tragis yang dipermanis







Dirilis oleh Disney pada tahun 2010, film Tangled berkisah tentang Rapunzel, putri raja yang diculik sejak bayi oleh penyihir jahat yang mengurungnya dalam sebuah menara di dalam hutan. Ketika tumbuh dewasa, Rapunzel sangat ingin pergi meninggalkan menara tetapi selalu dilarang. Saat itulah seorang pencuri kemudian membantunya membebaskan diri dari menara tersebut dan selanjutnya mereka hidup bahagia selamanya. Setidaknya begitulah yang digambarkan dalam film versi Disney tersebut.

Tetapi jika Anda mengetahui versi yang sebenarnya, maka bayangan indah happily ever after yang menjadi akhir film tersebut akan hancur berantakan. Dalam kisah aslinya, akhir ceritanya adalah penyihir jahat berusaha memancing si pencuri dengan menggantungkan rambut Rapunzel. Pencuri tersebut kemudian memang memanjat menara tetapi ketika melihat si penyihir, pencuri tersebut kemudian melompat ke bawah dan matanya tertancap duri hingga menjadi buta. Jadi tidak ada akhir manis dalam kisah Rapunzel, hanya seorang pencuri yang menjadi buta.

5. Cinderella, putri yang pendendam






















Satu lagi film Disney yang berlatar belakang mengerikan adalah Cinderella. Dirilis pada tahun 1950, film ini berkisah tentang Cinderella yang diperdaya oleh ibu dan dua orang saudara tirinya. Ketika seorang pangeran mengadakan pesta dansa, saat itulah Cinderella dibantu oleh peri baik hati berhasil berdansa bersama. Kisah akhirnya mungkin semua sudah tahu, yaitu sebelah sepatu Cinderella tertinggal dan beberapa saat kemudian berhasil ditemukan oleh sang pangeran. Mereka berdua kemudian hidup bahagia selamanya.
Kisah manis itu yang digambarkan dalam versi Disney, tetapi dalam versi aslinya (versi Grimm’s), kedua kakak tiri Cinderella harus memotong jari-jari kaki mereka agar dapat memakai sepatu kaca. Yang lebih mengerikan, saat pesta pernikahan, Cinderella memerintahkan agar mata kedua kakak tirinya dibutakan. Bukan contoh yang baik bagi anak-anak, bukan?


No comments:

Post a Comment